Sidoarjo, Arjunanusantaranews.com, – Gus Muwafiq Hadiri Puncak Ruwat Desa di Banjar Kemuning. Pelaksanaan hajatan desa atau ruwatan desa Banjarkemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo,dimulai pada hari Jum’at dengan Istigosah,Sabtu petik laut dan pagelaran wayang kulit untuk hari Minggu malam sebagai puncak acara selamatan desa dengan mengadakan pengajian akbar yang bertempat di depan Balai Desa.
Dihadiri oleh Gus Muwafiq, Kepala Desa Banjarkemuning M. Zainul Abidin, Anggota DPRD kabupaten sidoarjo dari komisi A Muhammad Rafi Wibisono, serta Jajaran pemerintah Kecamatan Sedati Forkopimcam, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta kurang lebih Seribu jama’ah yang hadir, pada Minggu (23/2/2025) malam.
Gus Muwafiq Hadiri Puncak Ruwat Desa di Banjar Kemuning. bersholawat dibumi Banjarkemuming menjadikan antusias masyarakat dengan datang berbondong-bondong untuk mengikuti pengajian walau dalam kondisi hujan, tanpa patah semangat.
Dengan diawali sambutan ketua panitia hajatan desa Banjarkemuning tahun 2025, ustad Abdul Alim, S.Pd,. telah Menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan YME, juga disampaikan terima kasih kepada Kepala Desa Banjarkemuning Zainul Abidin, yang telah banyak memberi bantuan kepada panitia dan juga Terima kasih banyak kepada segenap panitia telah bekerja keras tentunya.
Yang kedua sambutan dari Kepala Desa Banjarkemuning Zainul Abidin, menyampaikan rasa hormat kepada semua yang hadir, dan Terima kasih kepada semua panitia hajatan desa pada tahun 2025 yang telah bersusah payah, bekerja keras baik tenaga dan fikiran.
Serta disampaikan rasa terima kasih kepada semua warga Banjarkemuning yang telah ikut berpartisipasi melaksanakan hajatan desa ini. Dengan tulus menyampaikan permohonan maaf apabila pelaksanaan hajatan ruwah desa ada ketidakpuasan dan kekurangannya kepada masyarakat Banjarkemuning.
Zainul menjelaskan bahwa kehadiran kurang lebih seribu warga desa dalam puncak acara hari ini, yang menandakan betapa pentingnya melestarikan tradisi leluhur bagi semua, sebagai wujud dari doa dan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia.
“Kita harus menjaga keseimbangan antara tradisi sakral yang diwariskan leluhur dan kemajuan zaman. Ruwatan Desa ini adalah salah satu identitas budaya kita sebagai orang jawa. Tradisi ini sangat penting untuk terus dijaga di tengah arus perkembangan zaman,” pungkas Zainul.

Selanjutnya puncak acara pengajian yang ditunggu-tunggu oleh para jama’ah, adalah ceramah dari Gus Muwafiq. dengan bahasa jawanya yang kental,
Gus Muwafiq menjelaskan tentang filosofi nyadran dan Ruwatan Desa yang menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat Jawa. Nyadran, yang biasa dilakukan pada bulan Ruwah, merupakan tradisi ziarah ke makam leluhur untuk mendoakan mereka.
Sedangkan Ruwatan Desa adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki sekaligus penghormatan kepada para pendiri desa. Tradisi ini juga dipercaya sebagai upaya menjaga kesejahteraan desa dari marabahaya.
“Tradisi Ruwatan ini adalah warisan budaya jawa yang harus dilestarikan, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan,” ungkap Gus Muwafiq.
Acara terakhir telah dimeriahkan dengan bersholawat bersama-sama diiringi dengan musik rebana dan hadroh, membuat jama’ah tambah bersemangat dengan lagu-lagu Kasidah, dari Nasidah Ria salah satunya yang berjudul “Perdamaian,” Yang dirilis pada tahun 1982 Itu tetap enak didengar.