BeritaDaerah

Ketua DPRD Sidoarjo Beri Pandangan Kebijakan Ketenagakerjaan

137
×

Ketua DPRD Sidoarjo Beri Pandangan Kebijakan Ketenagakerjaan

Sebarkan artikel ini

Sidoarjo, Arjunanusantaranews.com, – Ketua DPRD Sidoarjo beri pandangan kebijakan Ketenagakerjaan. Abdillah Nasih selaku ketua DPRD Sidoarjo memberikan Pandangan terkait ketenagakerjaan yang ada di Sidoarjo saat ini. Kehadirannya dalam pembukaan “Job Fair Hybrid” sebuah event perekrutan yang menggabungkan format online dan offline pada Selasa (27/5/2025) di gedung serbaguna GOR Sidoarjo. Ini berarti pencari kerja dapat berpartisipasi dalam acara tersebut baik melalui platform digital (misalnya, melalui aplikasi atau website) maupun dengan menghadiri acara fisik secara langsung.

Abdillah Nasih ketika di temui Arjunanusantaranews.com menyampaikan telah memberikan apresiasi kepada eksekutif maupun Disnaker yang terus greget mengurangi angka pengangguran. Yang jelas telah menurun dari angka 6.8 persen, dalam gerakan program semacamnya (Jon Fair Hybrid) ini patut terus di apresiasi.

” Dan kami dari DPRD ini akan terus mendukung penuh baik dari segi Kebijakan atau penganggaran”.

Ketua DPRD Sidoarjo beri pandangan kebijakan Ketenagakerjaan Sidoarjo. Kita akan coba nanti evaluasi di Perda – Perda yang sekiranya ini harus dibikin kemudahan-kemudahan kepada warga Sidoarjo bisa melamar dan bisa diterima di perusahaan- perusahaan yang ada di Sidoarjo. Dan jangan sampai kemudian dengan adanya model Job Fair Hybrid ternyata prosentase yang mengikuti banyak di luar daerah.

Sementara angka pengangguran kita masih cukup tinggi. Kita akan coba evaluasi diwajibkan atau bagaimana sehingga perusahaan-perusahaan yang ada di Sidoarjo ini adalah lebih mengakomodir warga – warga Sidoarjo.

Yang kedua adalah pelatihan- pelatihan, kita kepingin nanti agar jumlah pengangguran itu ada dimana dan sektor apa, maka pelatihan pelatihan akan disesuaikan. Misalkan di deretan tanggulangin, kebutuhannya adalah terkait regenerasi pengrajin kulit ataupun untuk tas dan macam-macam maka pelatihannya fokus disitu.

Seperti di daerah Waru misalkan, persoalan penganggurannya adalah kerena terkait dengan masalah SDM untuk meneruskan logam misalkan, kita dulu trauma dengan kasus yang ada di Wedoro yang punya banyak UKM terkait dengan Ketenagakerjaan masalah ini, karena tidak ada pembinaan dan pelatihnya sangat minim. Ini menjadi pelajaran berat buat kita. Sehingga pelatihan-pelatihan kedepan buat mitra kerja harus di sesuaikan kebutuhan – kebutuhan di daerah masing-masing.

Masih disampaikan oleh Abdillah Nasih dalam menyikapi kekhawatiran Dinas tenaga kerja, bahwa akan banyak PHK pada tahun- tahun berikutnya. Abdillah memberikan solusi bahwa kita pingin mengajak Disnaker kumpul bersama dengan perusahaan- perusahaan untuk sama- sama memecahkan persoalan apakah di pakai semacam sistim mulus, intensif khusus dengan perusahaan- perusahaan besar itu, apalagi yang sudah koneksi pada daerah, kemudian ada perizinan, masalah pajak yang penting bagaimana take and give antara perusahaan-perusahaan itu dengan pemerintah daerah, ini mencegah hal-hal semacam itu.

Termasuk mungkin juga terobosan-terobosan di buceng-buceng yang padat karya bisa mengurangi angka tersebut.

Evaluasi terhadap stand- stand yang telah dilihat, bahwa kami tadi telah melihat kurangnya perusahaan-perusahaan terkait yang di rekrut oleh Disnaker, sehingga perusahaan-perusahaan yang padat karya. Kalau targetnya tiga ribu tetapi perusahaan-perusahaan yang hadir hanya empat, lima atau enam apa mungkin tercapai. Kita dorong nanti agar perusahaan-perusahaan yang lebih besar ikut andil, pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *